بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
MUKADIMAH
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي اَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً إلَى اْلمَسْجِدِ اْلأَقْصى لِنُريَهُ
مِنْ أيَتِهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلى
مَنْ عَرَجَ بِه رُوْحُ الْقُدُّ سِ بِأَمْرِرَبِّهِ اِلَى سَمَاوَتِهِ وَعَلى
اَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنِ صَدَّقُوْهُ فِيْمَا أَخْبَرَهُمْ بِهِ مِنْ
مَسْرَاهُ وَمِعْرَاجِهِ وَرِسَالاَتِهِ. أشهد ان لا إله إلا الله وأشهد انّ
محمّدًا رسول الله
Artinya :
“Sekalian Puji adalah
kepunyaan Allah, yang menjalankan hamba-Nya pada waktu malam ke Baitul Maqdis,
untuk menunjukkan kepadanya sebagian dari pada tanda-tanda Kekuasan-Nya. Dan
mudah-mudahan limpahan rahmat dan karunia atas Nabi saw. yang dibawa naik oleh
malaikat Jibril dengan perintah Allah swt ke langit-langit-Nya dan atas
keluarganya dan sahabat-sahabatnya yang membenarkan dia (Muhammad) tentang apa
yang ia kabarkan kepada mereka dari hal isra' dan mi'raj dan wahyu-wahyu yang
diterimanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang lain yang wajib ditaati
kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah.”
Kemudian daripada itu, setelah
beberapa tahun lamanya kita berada dalam kancah revolusi, maka kini tiba
pulalah masanya kepada zaman pembangunan. Menurut pendapat kami, pembangunan
hanya akan menjadi impian sukma dan rintihan jiwa saja, apabila pembangunan
jiwa (mental) diabaikan.
Nilai pribadi manusia di masa
akhir-akhir ini telah jatuh, karena mereka telah melupakan ajaran agamanya
sendiri yakni Islam, sebagaimana yang telah dicontohkan di dalam sejarah Isra'
dan Mi’raj yang mana tiap-tiap tahun sering diperingatinya. Sebagian para
pemimpin sudah lupa daratan, tak sadar dan tak insyaf, ke mana akan kembali dan
apa tujuan hidupnya dan sering memberikan contoh-contoh atau suri teladan yang
tidak baik kepada rakyat.
Kami percaya, apabila
manusia-manusia bangsa Indonesia sadar dan insaf serta ingat kembali pada
ajaran agamanya, pastilah bangsa yang besar ini mendapat penghargaan yang lebih
tinggi lagi di mata dunia dan dengan keyakinan demikian, kami persembahkan ke
haribaan para pembaca yang budiman, sebuah buku kecil ini yang kami beri nama:
"MIFTAHUL JANNAH" (KUNCI KEBAHAGIAAN).
- Bacalah buku ini pada waktu senggang.
- Sebagai pengisi waktu yang terluang.
- Untuk melepaskan diri dari segala penghalang.
- Hingga tetap hidup riang dan tenang.
Wassalam
Rengasdengklok, 07 Nopember 1964