BAGIAN KELIMA
PUASA
لصّيام)(ا
Firman Tuhan dalam surat Al Baqarah ayat 183:
يَٰٓأَيُّهَاٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن
قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣
Artinya:
Hai orang–orang yang beriman! Diwajibkan kamu puasa, sebagaiman telah
diwajibkan puasa orang–orang yang terlebih dahulu dari pada kamu, semoga kamu
menjadi orang-orang yang taqwa (terpelihara dari kejahatan).
(QS. Al Baqarah [2]: 183)
Di dalam surat Ali Imran ayat : 191 :
ٱلَّذِينَ
يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ
فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا
سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١
Artinya :
Ya Tuhan kami, tidaklah ini Tuhan jadikan dengan percuma, amat sucilah
Engkau, Maka peliharalah kami dari adzab api neraka.
(QS. Ali Imran [3]: 191)
Dengan ayat tersebut, yang pertama adalah kita diwajibkan berpuasa,
sebagaimana orang-orang terdahulu dari kita juga berpuasa dengan taqwa
(terhindar dari kejahatan).
Adapun ayat kedua, Tuhan mewajibkan berpuasa tidak percuma, tetapi
adalah ujian (cobaan) dari pada Ke-imanan kita.
Apakah dengan semata-mata taat mengerjakan ibadat itu saja sudah boleh
seseorang itu disebut mukmin? (ber-iman) atau apakah karena telah meninggalkan
kejahatan, boleh disebut mukmin? Belum! Sebab iman adalah kemulyaan yang mahal
harganya.Tidaklah berbeda seorang manusia dengan manusia yang lain pada sisi
Tuhan. Karena harta bendanya atau karena pangkatnya, keturunannya dan lain
sebagainya, yang berbeda adalah kelebihan iman. Sebab itu mesti diuji Tuhan
terlebih dahulu dalam dan dangkalnya iman seseorang tulen atau palsu, emas atau
tembaga, jika tidak bergeser (berubah) iman dari tempatnya ketika datang ujian
dan cobaan barulah boleh disebut beriman (orang-orang mukmin) yang haq. Inilah
yang mendapat derajat di sisi Tuhan, sesuai dengan firman-Nya surat Al Anfal
ayat 4:
أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقّٗاۚ لَّهُمۡ دَرَجَٰتٌ
عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٞ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ ٤
Artinya:
Mereka itulah orang-orang mukmin yang hak (benar), bagi mereka satu
derajat disisi Allah dan mereka mendapatkan ampunan serta karunia yang mulia.
(QS. Al Anfal [8]: 4)
Tegasnya, dengan ayat tersebut nyatalah bahwa puasa dibulan ramadlan
yang difardlukan Allah swt. Kepada umat manusia, adalah mengandung hikmah dan
rahasia. Yang penting didalamnya antara hikmah dan rahasia itu ialah :
- Sebagai
ujian kepada manusia, asli atau palsu imannya seseorang mukmin.
- Melawan
hawa nafsu iblis, yang memang hendak menjerumuskan manusia dilembah
kehinaan dan kebinatangan.
- Mendidik
manusia rasa menerima syukur atas nikmat Allah swt. Yang diterimanya.
- Mendidik
manusia agar berjiwa besar dan kuat, serta kasih sayang sesama manusia,
terutama kepada fakir miskin.
Oleh sebab itu digariskan Allah di dalam hukumnya di dalam surat Al
Baqarah ayat 185 ;
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى
لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ
فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ
أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ
وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ
وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ١٨٥
Artinya:
Sebulan ramadhan yang padanya mulai diturunkan Al Qur`an sebagai suatu pimpinan bagi manusia dan juga
sebagai petunjuk jalan dan pembeda yang terang antara haq dan bathil, oleh
sebab itu barang siapa diantara kamu melihat bulan itu, hendaklah berpuasa dan
barang siapa sakit atau didalam suatu perjalanan (bepergian jauh), maka wajib
ia puasa dihari-hari yang lain sebagai ganti yang ketinggalan yang mereka tidak
puasa, karena Allah hendak membikin keringanan bagi kamu dan tidak hendak
membikin keberatan atas kamu dan Ia kehendaki supaya kamu sempurnakan bilangan
itu dan supaya kamu mengagungkan Allah karena Ia telah memberi petunjuk kepada
kamu dan supaya kamu berterima kasih kepada-Nya.
(QS. Al Baqarah [2]: 185)
Inilah yang digariskan Allah ash
shiyaamu (berpuasa). Kesimpulan, dengan hukum yang digariskan Allah swt. Kepada
manusia untuk melaksanakan puasa itu adalah untuk memelihara kesehatan jiwa dan
jasmani karena jiwa adalah harta yang tidak ternilai harganya. Kesucian jiwa
menyebabkan kejernihan diri lahir dan batin, itulah kekayaan sejati hasil dari
pada iman yang telah diuji dengan berpuasa.
