Adapun sebuah Kitab Wahyu dari Allah swt. yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw. Agar disampaikan dan diajarkan kepada segenap umat manusia untuk
menjadi hukum (undang-undang) serta menjadi pegangan. Guna diamalkan isinya
(ajarannya). Sebagai pedoman hidup dan penghidupan yang mendapatkan
kesejahteraan serta kebahagiaan dari dunia sampai di akhirat.
Bagaimanakah cara beriman kepada Al Qur`an?
Cara beriman kepada Al Qur`an ialah dilaksanakan (diamalkan) isinya
dengan sepenuh jiwa raga dengan ihlas (suci). Sebab itu kalau kita perhatikan
sejarah Al Qur`an yang pertama diwahyukan oleh Allah swt. Di Gua Hira dengan
perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. yang diberi nama surat Al
‘Alaq artinya ‘segumpal darah demikian bunyinya:
بِسۡمِ
ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Artinya :
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kalau diperhatikan isi daripada kalimatnya serta maksudnya, sungguh bagi
manusia yang sadar akan Insyaf kepada diri pribadinya sendiri serta mengakui
bahwa benar-benar manusia itu tidak ada mempunyai satupun daya kekuatan bila
tidak:
-
“ Wahai Tuhan “
-
Dengan nama-Mu serta kekuasaan-Mu yang bersifat pemurah dan pengasih
-
Aku beramal sepenuh jiwa ragaku sebagai bakti
-
Sungguh dosaku berat, tak dapat aku lewati
-
Bila tidak karena Engkau rahmati
Kemudian Tuhan berfirman : Wahai Insan, jika demikian:
ٱقۡرَأۡ
بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١
Artinya :
Bacalah (Ingatlah) dengan nama Tuhan-mu yang telah menjadikan alam
semesta.
(QS. Al Alaq [96]: 1)
Terutama :
خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٢
Artinya :
Dia jadikan manusia itu, daripada segumpal darah
(QS. Al Alaq [96]: 2)
Dua ayat tersebut di atas, Tuhan mengajarkan kepada manusia, yang
menjadi pokok utama ialah agar supaya manusia :
- Sadar dan Insaf, bahwa
dia berasal dari segumpal darah (mani), ialah benda yang kotor, yang mana
benar-benar sifat dari benda tersebut adalah lemah.
- Agar manusia jangan
takabur (sombong) dan riya yakni senang dipuji dan disanjung.
Sebab itu Tuhan peringatkan lagi dengan firman-Nya :
ٱقۡرَأۡ
وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٣
Artinya :
Baca (Ingatlah), karena Tuhan itu Yang amat mulia.
(QS. AL Alaq [96]: 3)
Yaitu :
ٱلَّذِي
عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤
Artinya :
Yang mengajarkan dengan perantaran kalam (tulis menulis).
(QS. Al Alaq [96]: 4)
Kemudian :
عَلَّمَ
ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥
Artinya :
Ia ajarkan manusia, apa-apa yang mereka tidak tahu sehingga manusia
menjadi tahu dan pandai
(QS. Al Alaq [96]: 5)
Dengan ayat-ayat tersebut tegaslah bahwa manusia benar-benar lemah dan
asalnya tidak mengetahui sesuatu apapun juga, kemudian setelah mereka dewasa
mempunyai akal dan fikiran ilmu pengetahuan dan sebagainya. Tetapi kata Tuhan
kepada manusia :
كَلَّآ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَيَطۡغَىٰٓ ٦
Artinya :
Sayang sesungguhnya manusia
itu suka melewati batas.
(QS. Al Alaq [96]: 6)
أَن
رَّءَاهُ ٱسۡتَغۡنَىٰٓ ٧
Artinya :
“Sebab dia melihat dirinya telah cukup dan sempurna, serta pandai."
(QS. Al Alaq [96]: 7)
Maksudnya: Sayang manusia yang tidak mau beriman kepada Allah swt. coba
mereka perhatikan :
a. Manusia lahir tidak mempunyai
pengetahuan satu apapun.
b. Dia lahir dari tempat yang
hina.
c. Setelah dia berakal, hingga
mendapat ilmu pengetahuan ada yang bertitel Dr,
Drs, SH, Ir dan sebagainya.
Dari manakah semuanya itu? Adakah manusia dapat memberikannya? Dan
setelah itu kemanakah ia akan kembali? Dapatkah mereka itu bawa semua
harta-bendanya yang bertimbun-timbun itu? Dan dapatkah memberi pertolongan
kepada mereka untuk menyuap Malaikat?
Sebagai jawabannya dari Tuhan demikian :
إِنَّ
إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلرُّجۡعَىٰٓ ٨
Artinya :
“Sesungguhnya kepada Tuhan-Mulah tempat kembali."
(QS. Al Alaq [96]: 8)
Tegasnya, dengan ayat–ayat tersebut, tidak dapat dibantah lagi oleh
siapapun juga bahwa tiap-tiap manusiag
miskin, DR, Drs, SH, Ir, Raja, Pangeran, Perdana Menteri dan lain sebagainya,
pasti akan menemui mati. Kalau manusia mau insyaf dan sadar sudah tentu mereka
akan membikin persediaan bekal untuk mati. Apakah persediaan untuk mati itu?
ialah amal sholeh dan beriman kepada Al Kitab (Al Qur`an).
