Iman artinya percaya. Jika perkataan iman itu disendirikan, termasuklah
kepadanya segala amalan yang lahir atau batin (jiwa), berkata Abu Ishak Ibnu Abdullah At Tastary :
اَلاِيْمَانُ قَوْلٌ وَعَمَلٌ وَنِيَّةٌ وَسُنَّةٌ إِذَاكَانَ قَوْلاًبِلاَعَمَلٍ فَهُوَكُفْرٌ
وَإِذَا كَانَ قَوْلاً وَعَمَلاً بِلاَنِيَّةٍ فَهُوَنِفَاقٌ وَإِذَا كَانَ
قَوْلاً وَعَمَلاً وَنِيَّةً بِلاَ سُنَّةٍ فَهُوَبِدْعَةٌ
Artinya :
"Iman itu adalah ucapan (ikrar lisan), amal (perbuatan) anggota dan
itiqad jiwa serta sesuai dengan sunah. Apabila iman itu hanya diucapkan saja
tidak diamalkan (dikerjakan) inilah yang dinamakan kufur apabila diucapkan dan
amalkan tetapi tidak di itiqadkan dengan jiwa, maka itulah munafik. Apabila diucapkan
dan diamalkan serta dii’tiqadkan tetapi tidak sesuai
dengan sunnah maka itulah dia bid’ah."
Tegasnya iman adalah suatu dasar yang pokok di dalam ajaran Islam, I’tiqad
di lubuk jiwa sama dengan apa yang diucapkan, sesuai dengan perbuatannya serta
menurut apa-apa yang dicontohkan oleh Nabi saw. maka itu Nabi saw. bersabda
yang dirawayatkan oleh Iman Bukharidan Muslim dari Abu Hurrairah r.a.
menerangkan :
اَلاِيْمَانُ
بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً أَعْلاَهَا قَوْلِ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله وَأَدْنَاهَا
إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ (رواه البخاري ومسلم)
Artinya :
Iman itu lebih dari 60 cabangnya yang paling tinggi ialah kalimat “Laa
Ilaaha Illallaahu“ dan paling rendahnya ialah membuang duri dari tengah jalan
(HR. Bukhary dan Muslim dari Abu Hurairah r.a)
Maksudnya hadits tersebut menunjukkan bahwa iman itu banyak ragamnya
tetapi iman yang paling tinggi adalah mengerti kalimat “Laa ilaaha illallahu“,
artinya mengakui dengan lubuk jiwa bahwa tidak ada Tuhan yang lain (kekuasaan
yang lain-lain) di atas dunia ini kecuali Allah swt. Setelah itu dinyatakan
dengan ucapan serta dilaksanakan dengan perbuatan sesuai dengan sunnah Nabi
saw. Inilah iman yang mutlak yang pernah membawa umat Jahilliyah di dalam
waktu yang singkat jadi umat yang maju
di atas dunia.
Oleh sebab itu untuk mendapatkan kembali iman yang hak harus lebih
dahulu yakin. Ilmu yakin artinya ialah mengetahui (ilmu) yang timbul dari
pendapat yang lahir (nyata), setelah beroleh dalil-dalil yang cukup, setelah
cukup lalu dicobakan hingga timbul "haqqul yaqin" benar-benar nyata.
Yang demikian maka barulah timbul "Ainul yaqin". Agar berhasil 'ainul
yaqin, marilah kita gunakan lima pintu lahir, yaitu satu pendengaran, dua
penglihatan, tiga perasaan lidah, empat perasaan kulit dan lima penciuman
hidung, ini bernama panca indra. Untuk kesempurnaan yang lima tersebut harus
disokong oleh lima perkakas (alat-alat) jiwa yaitu satu akal, dua fikiran, tiga
kehendak (kemauan), empat angan-angan dan lima an-nafsu-lmuthmainnah
(ketenangan) jiwa.
Sebagai contoh untuk mendapatkan `ainul yaqiin marilah kita perhatikan
di bawah ini menurut “Ilmu Yaqiin“ kita wajib percaya bahwa Allah itu ada
menurut ilmu (pengetahuan), dalilnya di dalam Al Qur`an surat Al Baqarah ayat
163:
وَإِلَٰهُكُمۡ
إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ ١٦٣
Artinya:
Tuhan kamu itu ialah Tuhan yang tunggal, tidak ada Tuhan yang
sebenarnya, melainkan Dia (Allah).
(QS. Al Baqarah [2]:163)
Setelah itu mari kita gunakan akal, pikiran dan sebagainya. Kebanyakan
barang-barang (benda-benda) yang kita lihat semua itu adalah dibuat oleh
manusia sekalipun kita tidak pernah melihat pembuat benda tersebut dengan bulat
itikad kita berkata bahwa barang-barang itu ada pembuatnya. Kalau ada orang
yang berkata bahwa barang-barang itu jadi sendiri dengan spontan kita berkata:
orang itu gila atau tidak berakal.
Nah baiklah, bagaimana kita melihat langit, bumi serta isinya. Bisakah
dia jadi sendiri? tentu kita berkata mustahil sebab tidak mungkin ada benda
tidak ada yang menjadikannya. Siapakah yang bisa membuat langit dan bumi serta
isinya? Di sinilah haqqul yakin. Jiwa berkata ialah Allah swt. Apakah sudah
dinamakan orang itu beriman? belum! sebab belum mereka amalkan dengan perbuatan
serta belum menurut sunnah Nabi saw. Untuk sampai kepada tujuan pada ainul
yaqin, kita amalkan hingga nyata.
لااله إلا الله محمد رسول الله
لا
|
artinya me-nafi-kan yakni
tidak ada
|
إله
|
sesuatupun Tuhan, yakni
kekuasaan yang haq dan mutlaq.
|
إلا
|
artinya men-itsbat-kan, yakni menetapkan dengan jiwa serta diikrarkan
dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
|
الله
|
Hanya Allah swt
|
محمد
|
artinya Muhammad itu yang terpuji di segala bidang (perbuatan) untuk
dicontoh karena dia-lah.
|
رسول
|
Utusan (pesuruh)
|
الله
|
Allah swt
|
Bila kalimat ini telah dapat manusia amalkan barulah timbul ’ainul yaqiin.
