لاَ إِلَهَ إِلَّا الله المَلِكُ الحَقُّ المُبِيْنُ ۝ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَادِقُ الوَعْدِ الأَمِيْنُ

Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Menguasai Lagi Maha Benar Muhammad adalah utusan Allah, Orang Yang Benar Janjinya lagi Dapat Dipercaya

Miftahul Jannah

Barangsiapa kenal dirinya, maka ia kenal dengan Tuhannya

Beriman Kepada Allah Swt

A.   Beriman Kepada Allah Swt


Iman artinya percaya. Jika perkataan iman itu disendirikan, termasuklah kepadanya segala amalan yang lahir atau batin (jiwa), berkata Abu Ishak Ibnu Abdullah At Tastary :


اَلاِيْمَانُ قَوْلٌ وَعَمَلٌ وَنِيَّةٌ وَسُنَّةٌ إِذَاكَانَ قَوْلاًبِلاَعَمَلٍ فَهُوَكُفْرٌ وَإِذَا كَانَ قَوْلاً وَعَمَلاً بِلاَنِيَّةٍ فَهُوَنِفَاقٌ وَإِذَا كَانَ قَوْلاً وَعَمَلاً وَنِيَّةً بِلاَ سُنَّةٍ فَهُوَبِدْعَةٌ
Artinya :
"Iman itu adalah ucapan (ikrar lisan), amal (perbuatan) anggota dan itiqad jiwa serta sesuai dengan sunah. Apabila iman itu hanya diucapkan saja tidak diamalkan (dikerjakan) inilah yang dinamakan kufur apabila diucapkan dan amalkan tetapi tidak di itiqadkan dengan jiwa, maka itulah munafik. Apabila diucapkan dan diamalkan serta diitiqadkan tetapi tidak sesuai dengan sunnah maka itulah dia bid’ah."

Tegasnya iman adalah suatu dasar yang pokok di dalam ajaran Islam, I’tiqad di lubuk jiwa sama dengan apa yang diucapkan, sesuai dengan perbuatannya serta menurut apa-apa yang dicontohkan oleh Nabi saw. maka itu Nabi saw. bersabda yang dirawayatkan oleh Iman Bukharidan Muslim dari Abu Hurrairah r.a. menerangkan :


اَلاِيْمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً أَعْلاَهَا قَوْلِ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ (رواه البخاري ومسلم)

Artinya :
Iman itu lebih dari 60 cabangnya yang paling tinggi ialah kalimat “Laa Ilaaha Illallaahu“ dan paling rendahnya ialah membuang duri dari tengah jalan
(HR. Bukhary dan Muslim dari  Abu Hurairah r.a)

Maksudnya hadits tersebut menunjukkan bahwa iman itu banyak ragamnya tetapi iman yang paling tinggi adalah mengerti kalimat “Laa ilaaha illallahu“, artinya mengakui dengan lubuk jiwa bahwa tidak ada Tuhan yang lain (kekuasaan yang lain-lain) di atas dunia ini kecuali Allah swt. Setelah itu dinyatakan dengan ucapan serta dilaksanakan dengan perbuatan sesuai dengan sunnah Nabi saw. Inilah iman yang mutlak yang pernah membawa umat Jahilliyah di dalam waktu  yang singkat jadi umat yang maju di atas dunia.

Oleh sebab itu untuk mendapatkan kembali iman yang hak harus lebih dahulu yakin. Ilmu yakin artinya ialah mengetahui (ilmu) yang timbul dari pendapat yang lahir (nyata), setelah beroleh dalil-dalil yang cukup, setelah cukup lalu dicobakan hingga timbul "haqqul yaqin" benar-benar nyata. Yang demikian maka barulah timbul "Ainul yaqin". Agar berhasil 'ainul yaqin, marilah kita gunakan lima pintu lahir, yaitu satu pendengaran, dua penglihatan, tiga perasaan lidah, empat perasaan kulit dan lima penciuman hidung, ini bernama panca indra. Untuk kesempurnaan yang lima tersebut harus disokong oleh lima perkakas (alat-alat) jiwa yaitu satu akal, dua fikiran, tiga kehendak (kemauan), empat angan-angan dan lima an-nafsu-lmuthmainnah (ketenangan) jiwa.

Sebagai contoh untuk mendapatkan `ainul yaqiin marilah kita perhatikan di bawah ini menurut “Ilmu Yaqiin“ kita wajib percaya bahwa Allah itu ada menurut ilmu (pengetahuan), dalilnya di dalam Al Qur`an surat Al Baqarah ayat 163:

وَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ ١٦٣
Artinya:
Tuhan kamu itu ialah Tuhan yang tunggal, tidak ada Tuhan yang sebenarnya, melainkan Dia (Allah).
(QS. Al Baqarah [2]:163)

Setelah itu mari kita gunakan akal, pikiran dan sebagainya. Kebanyakan barang-barang (benda-benda) yang kita lihat semua itu adalah dibuat oleh manusia sekalipun kita tidak pernah melihat pembuat benda tersebut dengan bulat itikad kita berkata bahwa barang-barang itu ada pembuatnya. Kalau ada orang yang berkata bahwa barang-barang itu jadi sendiri dengan spontan kita berkata: orang itu gila atau tidak berakal.

Nah baiklah, bagaimana kita melihat langit, bumi serta isinya. Bisakah dia jadi sendiri? tentu kita berkata mustahil sebab tidak mungkin ada benda tidak ada yang menjadikannya. Siapakah yang bisa membuat langit dan bumi serta isinya? Di sinilah haqqul yakin. Jiwa berkata ialah Allah swt. Apakah sudah dinamakan orang itu beriman? belum! sebab belum mereka amalkan dengan perbuatan serta belum menurut sunnah Nabi saw. Untuk sampai kepada tujuan pada ainul yaqin, kita amalkan hingga nyata.


لااله إلا الله  محمد رسول الله
لا
artinya me-nafi-kan yakni tidak ada
إله
sesuatupun Tuhan, yakni kekuasaan yang haq dan mutlaq.
إلا
artinya men-itsbat-kan, yakni menetapkan dengan jiwa serta diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
الله
Hanya Allah swt
محمد
artinya Muhammad itu yang terpuji di segala bidang (perbuatan) untuk dicontoh karena dia-lah.
رسول
Utusan (pesuruh)
الله
Allah swt

Bila kalimat ini telah dapat manusia amalkan barulah timbul  ’ainul yaqiin.