لاَ إِلَهَ إِلَّا الله المَلِكُ الحَقُّ المُبِيْنُ ۝ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَادِقُ الوَعْدِ الأَمِيْنُ

Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Menguasai Lagi Maha Benar Muhammad adalah utusan Allah, Orang Yang Benar Janjinya lagi Dapat Dipercaya

Miftahul Jannah

Barangsiapa kenal dirinya, maka ia kenal dengan Tuhannya

Tahajjud


Shalat Tahajjud / Witir



Firman Tuhan dalam surat Bani Isra`il  ayat 79-81:

أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمۡسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيۡلِ وَقُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِۖ إِنَّ قُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِ كَانَ مَشۡهُودٗا ٧٨ وَمِنَ ٱلَّيۡلِ فَتَهَجَّدۡ بِهِۦ نَافِلَةٗ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامٗا مَّحۡمُودٗا ٧٩ وَقُل رَّبِّ أَدۡخِلۡنِي مُدۡخَلَ صِدۡقٖ وَأَخۡرِجۡنِي مُخۡرَجَ صِدۡقٖ وَٱجۡعَل لِّي مِن لَّدُنكَ سُلۡطَٰنٗا نَّصِيرٗا ٨٠ وَقُلۡ جَآءَ ٱلۡحَقُّ وَزَهَقَ ٱلۡبَٰطِلُۚ إِنَّ ٱلۡبَٰطِلَ كَانَ زَهُوقٗا ٨١
Artinya:
79.Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. 80. Dan Katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah Aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) Aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong . 81.Dan Katakanlah: "Yang benar Telah datang dan yang batil Telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
 (QS. Bani Israil [17]: 79-81)

Shalat tahajjud adalah shalat sunnah yang pernah dikerjakan oleh Nabi saw. di antara shalat isya` dan shalat subuh. Sebanyak sebelas raka`at, dengan shalat witirnya. Sebagaimana Aisyah menerangkan. (HR. Bukhari):

كَانَ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يُصَلِّى مَابَيْنَ أَنْ يَفْرَغَ مِنْ  صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشَرَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوْتِرُ بِوَاحِدَةٍ   (رواه البخارى عن عائشة رضي الله عنها)
Artinya:
Adalah Rasulullah saw. pernah shalat antara shalat isya` dan subuh sebelas rakaat, tiap–tiap dua rakaat ia memberi salam dan ia shalat witir satu rakaat. (HR. Bukhari dari Aisyah R.a)

Menurut riwayat yang tersebut diatas, nyatalah bahwa shalat tahajud yang dikerjakan Nabi saw. sebelas rakaat dengan witir. Jadi rakaat tahajud ialah dua-dua rakaat. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Ibnu Umar RA. menerangkan,

أَنَّ رَجُلاًسَأَلَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ صَلاَةِ اللَّيْلِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى فَاِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّ ركْعَةً وَاحِدً تُوْتِرُلَهُمَاقَدْصَلَّى (رواه البخاري عن ابن عمر رضي الله عنه)
Artinya:
Bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw. tentang shalat malam, maka Rasulullah menjawab shalat malam itu dua–dua rakaat apabila seorang kamu takut akan masuk shalat subuh, hendaknya ia shalat serakaat saja mewitirkan baginya apa yang telah ia kerjakan.(H.R. Bukhari dari Ibnu Umar ra)

Tegasnya: Shalat tahajud adalah dikerjakan Nabi saw. setelah lewat tengah malam hingga hampir shalat sunnah subuh, setelah selesai daripada shalat, duduk itikaf untuk berdo’a  (memohon), karena di sepertiga malam yang akhir itu Allah swt. menurunkan rahmat dan inayahnya untuk mengabulkan segala permohonan hamba-Nya, karena Abu Hurairah menerangkan yang diriwayatkan didalam hadits saheh Imam Bukhari :

اَنَّ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ يَنْزِلُ رَبَّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَاحِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ اْلاَخِرُ يَقُوْلُ مَنْ يَدْعُوْنِي فَاَسْتَجِبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَاَغْفِرَلَهُ   ( رواه البخارى عن ابي هريرة )
Artinya:
Bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda: Tuhan Yang Maha Berbahagia dan Maha Tinggi menurunkan rahmat dan inayat-Nya pada tiap-tiap malam kelangit dunia ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Tuhan berfirman: Barang siapa berdo’a kepada-Ku niscaya Aku kabulkan doanya dan barang siapa meminta kepada-Ku niscaya Aku perkenankan permintaannya dan barang siapa memohon ampun kepada-Ku niscaya Aku ampunkan dosanya.
(HR. Bukhari dari Abu Hurairah)

Yanzilu, di sini dimaksudkan ialah Allah swt. menurunkan rahmat dan memperkenankan do’a serta menerimanya permintaan hamba-Nya yang tahajud dengan ikhlas serta tunduk jiwa kepada-Nya. Inilah rahasia shalat tahajud, yang mana bila manusia yang taqwa kepada Allah swt. Melaksanakan bermacam-macam do’a dan mohon yang dipanjatkan kepada Ilahi Rabbi,  pasti Allah kabulkan hajatnya asal manusia:

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا ٣
Artinya:
Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
(QS, Al Thalaq [65]: 2-3)

Maka ayat tersebut diatas maksudnya dijelaskan oleh Nabi saw. ialah:

لَوْ خِفْتُمُ الله حَقَّ خِيْفَتِهِ لَزَالَتْ بِدُعَاءِكُمُ الْجِبَالُ وَلَوْعَرَفْتُمُ اللهَ حَقَّ مَعْرِ فَتِهِ لَعَلِمْتُمُ الْعِلْمَ الَّذِىْ لاَجَهْلَ مَعَهُ
Artinya:
Jika sekiranya taqwa kamu itu kepada Allah benar–benar terbit dari lubuk sanubarimu, sekalipun gunung akan meranjak karena do’amu kalau kamu benar-benar kenal kepada Allah dengan sadar, maka Allah akan memberikan kepadamu pengetahuan (Ilmu) jang benar-benar pengetahuan yang orang lain tidak tahu.
(lihat kitab tauhid)

Jadi tegas dengan hadits tersebut Tuhan menegaskan bahwa pribadi (jiwa) yang kuat, pengetahuan (ilmu) akan mencapai tingkatan yang sempurna dengan syarat:
  1. Benar-benar taqwa kepada Allah swt.
  2. Benar-benar hidup dengan penuh kesadaran.

Pribadi (jiwa) yang kuat dan berilmu yang berpokok dari jiwa taqwa dan menyadari, umat yang sedemikianlah segala do’anya dikabulkan Allah swt. segala hajatnya. Inilah rahasia  shalat di dalam Agama Islam yang haq. Sebab itu Tuhan berfirman dalam surah Ali Imran ayat 60:

ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُن مِّنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ ٦٠
Artinya:
Yang haq itu dari Tuhanmu, dan itu janganlah kamu masuk orang yang mendustakannya.
(QS. Al Imran [3]: 60)

Sesuai sabda Nabi saw bahwa Allah berfirman dalam hadist qudsi:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي (رواه البخاري عن ابي هريرة)
Artinya:
Aku akan melayani hamba-Ku menurut suara jiwanya kepada-Ku.
 (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)

Hadits tersebut tegaslah apabila umat manusia yang taqwa, apabila ia menegakkan shalat ia merasa menghadap kepada Allah, dan Allah selalu melihat akan hamba-Nya dan Dengan hamba selalu merasa berhadapan dengan Tuhannya.


فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ  (رواه مسلم عن عمر بن الخطاب)
Artinya:
Jika engkau tidak melihat Tuhan, maka Dia akan melihatmu
(HR. Muslim dari Umar bin Khathab)

Perasaan inilah selalu ada pada orang–orang yang Taqwa, maka dengan ini selesailah tuntunan Kitab Miftahul Jannah semoga bagi para pembaca dapat kiranya mengamalkan isinya serta mendapat Taufik dan Hidayah dari Allah swt.



أَمِينَ
AMIIN
(TERIMALAH YAA ALLAH MOHONKU INI)